Sepuluh Perintah Allah

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Bagian dari seri
Agama Kristen
Sejarah agama Kristen

Teologi Kristen
Tritunggal:
Allah Bapa
Kristus Sang Putra
Roh Kudus

Alkitab:
Perjanjian Lama
Perjanjian Baru
Injil
Sepuluh Perintah Allah
Ucapan Berbahagia
Apokrif

Gereja Kristen:
Katolik
Kristen Ortodoks
Protestanisme

Denominasi Kristen
Gerakan agama Kristen

Ibadat Kristen

Kepercayaan yang terkait:
Agama Abrahami
Gerakan Rastafari

Sepuluh Perintah Allah yang sering juga disebut sebagai Dasa Titah merupakan sepuluh perintah yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel melalui perantaraan Musa di gunung Sinai. Bagian pertama sampai ke-empat mengatur tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan perintah ke lima sampai ke sepuluh mengatur hubungan manusia dengan sesama. Berikut isi kesepuluh perintah tersebut:

  1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Keluaran 20:3)
  2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu. (Keluaran 20:4-6)
  3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan (Keluaran 20:7)
  4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. (Keluaran 20:8-11)
  5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tahan yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu (Keluaran 20:12)
  6. Jangan membunuh (Keluaran 20:13)
  7. Jangan berzinah (Keluaran 20:14)
  8. Jangan mencuri (Keluaran 20:15)
  9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu (Keluaran 20:16)
  10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu (Keluaran 20:17)

Sepuluh Perintah Tuhan ini terdapat juga di dalam Kitab Ulangan 5:6-21. Versi Ulangan mengandung sedikit perbedaan dibandingkan dengan versi Keluaran. Dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa perintah untuk merayakan hari Sabat didasarkan pada irama kerja TUHAN Allah sendiri. TUHAN Allah sendiri bekerja selama enam hari dalam menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan pada hari yang ketujuh TUHAN berhenti bekerja dan memberkati hari itu (Keluaran 20:10-11). Sementara itu dalam Kitab Ulangan, hari Sabat harus dirayakan untuk memberikan kesempatan beristirahat kepada setiap hewan yang ada karena bangsa Israel sendiri pun dulunya adalah bangsa budak yang kemudian diberikan kebebasan oleh Allah. Karena itu, sekarang Israel pun dilarang memperbudak orang lain, dan makhluk lainnya (Ulangan 5:14-15).


[sunting] Bacaan lebih lanjut

  • Friedman, Richard E. Who Wrote The Bible?, Harper and Row, NY, USA, 1987.
  • Kaufmann, Yehezkel, Greenberg, Moishe (translator) The Religion of Israel, from Its Beginnings to the Babylonian Exile, University of Chicago Press, 1960.
  • Mendenhall, George E. The Tenth Generation: The Origins of the Biblical Tradition, The Johns Hopkins University Press, 1973.
  • Mendenhall, George E. Ancient Israel's Faith and History: An Introduction to the Bible in Context, Westminster John Knox Press, 2001.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Pranala luar