Pengguna:Krisdinar

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

PERTANIAN dan GLOBALISASI

Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah mulai dari pengangguran, kemiskinan, ketimpangan ekonomi antar daerah, utang luar negeri, mutu lingkungan hidup dan bencana alam hingga perseteruan elit politik. Masalah ini terasa semakin berat dan rumit dengan pemberlakuan berbagai komitmen internasional seperti Word Trade Organization (WTO) maupun Regional seperti Asian Free Trade Agreement (AFTA) yang harus kita patuhi. Dampak dari komitmen-komitmen yang telah disepakati dalam berbagai perundingan perdagangan internasional telah mempengaruhi kinerja sektor pertanian dan perekonomian Indonesia. Penurunan tarif impor komoditi pertanian, pengurangan dan penghapusan berbagai subsidi faktor produksi pertanian bersama-sama dengan bentuk distorsi lainnya telah berdampak pada pasar produk pertanian dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh berbagai produk pertanian asal impor telah memasuki pasar dalam negeri dengan harga yang lebih rendah. Hal yang sama terjadi pula pada kinerja ekspor produk pertanian yang mulai terganggu karena kompetisi yang semakin ketat di pasar Internasional. Dalam tingkat kesepakatan regional seperti (AFTA), Indonesiapun harus waspada karena harus diakui tingkat produktivitas dan efisiensi produksi pertanian baik ditingkat usahatani maupun jaringan pemasaran kita masih di bawah negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia atau Australia. Oleh sebab itu produk pertanian Indonesia mengalami kesulitan bersaing dengan produk luar. Arus liberalisasi dan globalisasi perdagangan internasional memang mengandung konsekwensi persaingan yang semakin ketat, namun demikian bukan saatnya lagi kita berjuang untuk menahan arus globalisasi dan liberalisasi yang begitu kuat. Tetapi sudah saatnya kita berjuang untuk meningkatkan kemampuan bersaing produk pertanian kita di pasar internasional maupun dalam negeri. AFTA sudah diberlakukan sejak 1 Januari 2002 artinya kita sudah berhadapan secara terbuka dengan negara-negara produsen produk pertanian lainnya untuk bersaing di pasar dalam negeri maupun internasional. Indonesia harus bekerja keras membenahi diri dan optimis bahwa dengan kebijakan strategis yang tepat dan didukung komitmen yang sungguh-sungguh dari semua jajaran yang terkait dengan sektor pertanian, Indonesia niscaya mampu menghadapi era AFTA dan WTO. Semoga. (krd)