Darmagandhul

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Serat Darmagandhul adalah suatu karya Sastra Jawa Baru berbentuk puisi tembang macapat yang menceritakan jatuhnya Majapahit karena serbuan tentara Demak yang dibantu oleh Walisongo.

Darmagandhul ditulis oleh Ki Kalamwadi, dengan waktu penulisan hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa (atau sangkala Wuk Guneng Ngesthi Nata). Sebagian ada yang berpendapat bahwa pengarang sesungguhnya adalah Ronggowarsito dengan pseudonim Kalamwadi, yang dalam bahasa Jawa dapat pula berarti kabar (kalam) yang dirahasiakan (wadi). Karya ini ditulis dalam bentuk dialog yang terjadi antara Ki Kalamwadi dan muridnya Darmagandhul.

Dialog diawali dari pertanyaan Darmagandhul kepada gurunya mengenai kapan terjadinya perubahan agama di Jawa. Disebutkan bahwa Ki Kalamwadi kemudian memberikan keterangan-keterangan berdasarkan penjelasan dari gurunya, yang bernama Raden Budi. Cerita dan ajaran yang diuraikan oleh Ki Kalamwadi memuat berbagai hal; antara lain jatuhnya kerajaan Majapahit, berbagai peranan Walisongo dan tokoh-tokoh lainnya pada awal masa peralihan Majapahit-Demak, topik-topik dalam ajaran agama Islam, serta terjadinya benturan berbagai budaya baru dengan kepercayaan lokal masyarakat Jawa saat itu.

[sunting] Pembagian isi

Menurut versi KRT Tandhanagara[1], Suluk Darmagandhul memiliki 17 pupuh dalam 133 halaman, dengan perincian sebagai berikut:

Pupuh I
Pupuh II
Pupuh III
Pupuh IV
Pupuh V
Pupuh VI
Pupuh VII
Pupuh VIII
Pupuh IX
Pupuh X
Pupuh XI
Pupuh XII
Pupuh XIII
Pupuh XIV
Pupuh XV
Pupuh XVI
Pupuh XVII
Dhandhanggula : 58 bait
Asmaradana  : 88 bait
Dhandhanggula : 52 bait
Pangkur  : 86 bait
Sinom  : 43 bait
Dhandhanggula : 42 bait
Sinom  : 63 bait
Pangkur  : 176 bait
Asmaradana  : 33 bait
Dhandhanggula : 58 bait
Mijil  : 74 bait
Kinanthi  : 33 bait
Megatruh  : 37 bait
Pocung  : 25 bait
Asmaradana  : 21 bait
Girisa  : 15 bait
Kinanthi  : 41 bait

[sunting] Referensi

  1. ^ Tandhanagara, K.R.T., Surakarta, 1959. Carita Adêge Nagara Islam Ing Dêmak Bêdhahe Nagara Majapahit. "Sadu Budi", Sala.

[sunting] Pranala luar