Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Mr. Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono (1900-1986) adalah seorang tokoh Katolik Indonesia dan salah seorang pelopor kemerdekaan Indonesia. Ia juga merupakan salah seorang pendiri Partai Katolik Indonesia. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai beberapa Menteri setelah Indonesia merdeka.
Daftar isi |
[sunting] Masa kecil
Kasimo Hendrowahyono dilahirkan di Yogyakarta. Ia dibaptis secara Katolik dan mendapat nama baptis Ignatius Joseph. Kemudian ia setelah dewasa menjadi guru pertanian di Tegal dan Surakarta.
[sunting] Aktif di bidang politik
Kasimo Hendrowahyono adalah salah satu pendiri partai politik Katholiek Djawi yang lalu berubah nama menjadi Perkoempoelan Politiek Katholiek di Djawa dan lalu menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI).
[sunting] Volksraad
Sebagai anggota PPKI, Kasimo diangkat menjadi anggota Volksraad antara tahun 1931 - 1942. Ia ikut menandatangani petisi Soetardjo yang menginginkan kemerdekaan Hindia-Belanda.
[sunting] Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan awal, PPKI yang dilarang oleh Jepang dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi Partai Katolik Republik Indonesia. Antara tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri.
Pada masa Agresi Militer II (Politionele Actie) ia bersama menteri lainnya yang tidak dikurung Belanda bergerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lalu ketika bisa kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik Indonesia untuk bersatu menjadi Partai Katolik.
Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil Republik Indonesia dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR. Dalam Kabinet Burhanuddin Harahap ia menjabat sebagai Menteri Perekonomian.
Kasimo menolak Kabinet yang diprakarsai Soekarno dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955: PNI, Masyumi, NU dan PKI. Kala itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.
[sunting] Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, Kasimo diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.
[sunting] Referensi
- Ensiklopedi Nasional Indonesia (1991)

