Kesultanan Pasir

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Kesultanan Pasir yang sebelumnya bernama Kerajaan Sadurangas, berdiri pada tahun 1516 dan dipimpin oleh seorang wanita (Ratu I) yang dinamakan Putri Di Dalam Petung. Wilayah kekuasaan kerajaan Sadurangas meliputi Kabupaten Pasir yang ada sekarang, ditambah dengan Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Provinsi Kalimantan Selatan.[1]

Daftar isi

[sunting] Sejarah

  • 1523, perkawinan Putri Di Dalam Petung dengan Abu Mansyur Indra Jaya (pimpinan ekspedisi agama Islam dari Kesultanan Demak) yang dikaruniai empat orang anak, yaitu
    1. Aji Mas Pati Indra,
    2. Aji Putri Mitir,
    3. Aji Mas Anom Indra, dan
    4. Aji Putri Ratna Beranak.
  • 1906-1918, masa perjuangan rakyat Pasir melawan pemerintahan kolonial Belanda.
  • Hingga 1959 - Wilayah Pasir berstatus kewedanaan di dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

[sunting] Pemerintahan selanjutnya

  • 1607-1644 - Aji Mas Anom Indra bin Aji Mas Pati Indra
  • 1644-1667 - Aji Anom Singa Amulana bin Aji Mas Anom Indra
  • 1667-1680 - Aji Perdana bin Aji Anom Singa Maulana, bergelar Penambahan Sulaiman
  • 16801730 - Aji Duwo bin Aji Mas Anom Singa Maulana, bergelar Penambahan Adam
  • 1703-1738 - Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana, bergelar Sultan Aji Muhammad Alamsyah (Sultan Pasir I)
  • 1738-1768 - Aji Negara bin Sultan Aji Muhammad Alamsyah, bergelar Sultan Sepuh Alamsyah (Sultan Pasir II)
  • 1768-1799 - Aji Dipati bin Panembahan Adam, bergelar Sultan Dipati Anom Alamsyah (Sultan Pasir III)
  • 1799-1811 - Aji Panji bin Ratu Agung, bergelar Sultan Sulaiman Alamsyah (Sultan Pasir IV)
  • 1811-1815 - Aji Sembilan bin Aji Muhammad Alamsyah, bergelar Sultan Ibrahim Alamsyah
  • 1815-1843 - Aji Karang bin Sultan Sulaiman Alamsyah, bergelar Mahmud Han Alamsyah
  • 1843-1853 - Aji Adil bin Sultan Sulaiman Alamsyah, bergelar Sultan Adam Alamsyah
  • 1853-1875 - Aji Tenggara bin Aji Kimas bergelar Sultan Sepuh II Alamsyah
  • 1875-1890 - Aji Timur Balam diberi gelar Sultan Abdurahman Alamsyah
  • 1880-1897 - Sultan Muhammad Ali Alamsyah
  • 1897-1898 - Pangeran Nata bin Pangeran Dipati Sulaiman, pada bulan Oktober-Desember diberi gelar Sultan Sulaiman Alamsyah
  • 1898-1900 - Pangeran Ratu bin Sultan Adam Alamsyah bergelar Sultan Ratu Raja Besar Alamsyah.
  • 1900-1906 - Pengeran Mangku Jaya Kesuma bergelar Sultan Ibrahim Khaliluddin (Sultan Terakhir)

[sunting] Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe (Kalimantan Tenggara)

Kesultanan Pasir merupakan salah satu daerah leenplichtige landschappen dalam Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe. Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178, wilayah Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe, dengan ibukota Kota Baru, terdiri dari daerah-daerah leenplichtige landschappen dan daerah landschap yang langsung diperintah kepala bumiputeranya :

  1. Pasir
  2. Pegatan
  3. Koensan
  4. Tjingal (Cengal)
  5. Manoenggoel (Manunggul)
  6. Bangkalaan
  7. Sampanahan
  8. Tjangtoeng (Cantung)
  9. Batoe Litjin (Batulicin)
  10. Sabamban dan
  11. Poelau Laoeut (Pulau Laut) dengan Pulau Seboekoe (Pulau Sebuku)

[sunting] Referensi