Palimasan
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Palimasan adalah salah satu rumah tradisonal suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Bentuk atap pada rumah Palimasan memakai atap perisai. Jika memakai anjung, atapnya juga berupa atap perisai.
[sunting] Rumah Palimasan dengan Anjung
Menurut Tim Depdikbud, menyatakan bahwa Palimasan : " Merupakan suatu bangunan yang mukanya menyerupai tipe Gajah Baliku, beratap jurai dengan muka hidung bapicik (maksudnya atap pelana), bagian paluaran dan pamedangan diperluas dengan tangga sisi kiri-kanan, tidak berbubungan tinggi, anjung (Pisang Sasikat) diganti dengan Ambin Sayup".
Menurut Syamsiar Seman (1983:5) menyatakan bahwa : "Pada kurun waktu kemudian bentuk rumah Bubungan Tinggi ini berubah bentuk penyederhanaan yang kemudian disebut dengan nama Palimasan. Denah bangunan tetap sama dengan Bubungan Tinggi tetapi lantai berjenjang menjadi sama seluruhnya dengan konstruksi bubungan berubah menjadi atap (konstruksi kuda-kuda) pelana".
Ciri-cirinya :
- Terdapat anjung dengan atap perisai yang disebut Ambin Sayup/Anjung Surung
- Tubuh bangunan induk memakai atap perisai (bahasa Banjar : atap gajah) yang menutupi serambi pamedangan.
- Terdapat 4 buah pilar yang menyangga emper depan (bahasa Banjar : karbil) yang memakai atap sengkuap yang disebut atap Sindang Langit pada surambi sambutan.
- Pada dinding depan (Tawing Hadapan) terdapat 1 atau 2 atau 3 pintu depan (lawang hadapan),
- Serambi pamedangan (teras) menggunakan pagar Kandang Rasi.
- Pada umumnya tangga depan (Tangga Hadapan) kembar ke kanan dan kekiri.
Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang
- Ruang terbuka/teras rumah yang disebut Surambi Sambutan
- Ruang setengah terbuka yang disebut Pamedangan
- Ruang Tamu yang disebut Ambin Sayup/Paluaran
- Ruang Dalam yang disebut Palidangan dengan dua anjung kiri dan kanan.
- Ruang Pantry yang disebut Padu
[sunting] Palimasan Tanpa Anjung (Rumah Gajah)
Menurut Tim Depdikbud dalam literatur lainnya menyatakan bahwa ciri-ciri Palimasan : " Atap jurai hidung bapicik (maksudnya atap pelana), segi empat panjang, tangga masuk dari muka ke pamedangan, hiasan jamang, panapih tidak ada kecuali pilis banturan atap dan pilis samping".
Ciri-cirinya :
- Tubuh bangunan induk memakai atap perisai (bahasa Banjar : atap gajah) yang menutupi serambi/pamedangan.
- Pada teras terdapat 4 buah pilar yang menyangga emper depan (bahasa Banjar : karbil) yang memakai atap sengkuap yang disebut atap Sindang Langit pada surambi sambutan.
- Pada dinding depan (Tawing Hadapan) terdapat 1 atau 2 atau 3 pintu depan (lawang hadapan),
- Serambi yang dinamakan pamedangan menggunakan pagar susur yang dinamakan Kandang Rasi, kadang-kadang pada sisi atasnya berupa bentuk lengkung/gerbang.
- Pada umumnya tangga depan (Tangga Hadapan) kembar ke kanan dan kekiri serta ada pula yang lurus.
Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang
- Ruang terbuka/teras rumah yang disebut Surambi Sambutan
- Ruang setengah terbuka yang disebut Pamedangan
- Ruang Tamu yang disebut Ambin Sayup/Paluaran
- Ruang Dalam yang disebut Palidangan
- Ruang Pantry yang disebut Padapuran
[sunting] Rujukan
- Seman, Syamsiar, Drs.H. Rumah Adat Banjar Arsitektur Tradisional Kalimantan Selatan, Direktorat Perumahan, Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Informasi Teknik Pembangunan, Proyek Pembinaan Umum Pembangunan Perumahan Kalsel, 1983.
- Tim Depdikbud, Rumah Adat Banjar Palimasan di Martapura (Tunggul Irang), Depdikbud Kanwil Kalsel, Bidang Muskala, 1988.
- Azan, Seminar Tata Ruang dan Karakteristik Rumah Tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Juni 1994.
| Artikel mengenai budaya ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |

