Aisyah

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Aisyah binti Abu Bakar (Arab: عائشة `ā'isha, "dia yang hidup", kadang ditulis pula seperti A'isyah, Ayesha, 'A'isha, atau 'Aisha, Turki Ayşe, Turki Utsmani Âişe dll.) adalah istri dari Nabi Islam Muhammad. Dalam penulisan Islam, sering ditambahkan pula gelar "Ibu dari orang-orang Mukmin" (Mother of the Believers) (Arab: أمّ المؤمنين ummul-mu'minīn), sebagai gambaran bagi para istri Muhammad sebagai "Ibu dari orang-orang Mukmin" dalam Qur'an (33.6). Ia dikutip sebagai sumber dari banyak hadits, dimana kehidupan pribadi Muhammad menjadi topik yang sering dibicarakan.

‘Aisyah adalah putri dari Abu Bakar (khalifah pertama), dimana Aisyah menjadi istri ketiga Muhammad setelah Khadijah dan Saudah binti Zam'ah. Terdapat berbagai silang pendapat mengenai pada umur berapa sebenarnya Muhammad menikahi Aisyah? Sebagian besar referensi (termasuk sahih Bukhari dan sahih Muslim) menyatakan bahwa upacara perkawinan tersebut terjadi diusia enam tahun, dan Aisyah diantarkan memasuki rumah tangga Muhammad sejak umur sembilan tahun. [1][2][3] Sementara pada hadits lainnya dikatakan Aisyah pada umur belasan tahun saat itu.

Aisyah merupakan juga seorang figur kontroversial sebagaimana yang digambarkan oleh cerita versi Syi'ah terkait dengan peperangannya dengan Ali bin Abi Thalib dalam Perang Jamal.[4]

Daftar isi

[sunting] Pandangan Sunni dan Syi'ah tentang Aisyah

[sunting] Sunni

Sejarawan Sunni melihat Aisyah sebagai seorang wanita terpelajar, yang tanpa lelah meriwayatkan hadits tentang kehidupan Muhammad. Dia merupakan salah seorang dari cendekiawan Islam awal dimana para sejarawan menghitung sampai seperempat dari Hukum Islam berasal dari Aisyah. Aisyah adalah istri utama Muhammad dan menjadi contoh dari jutaan wanita.[4]

[sunting] Syi'ah

Sejarawan Syi'ah meyakini bahwa seharusnya Ali yang menjadi khalifah pertama, sedangkan tiga khalifah sebelumnya merupakan perampas kekuasaan. Aisyah tidak hanya mendukung Umar, Utsman dan ayahnya Abu Bakar, ia juga membentuk pasukan dan berperang dengan Ali, menantu-tirinya. Syi'ah menyatakan bahwa ia bersalah pada saat pemberontakan melawan Ali.[5]

[sunting] Referensi

[sunting] Sumber

  1. ^ Sahih Muslim, Book 8, Number 3310
  2. ^ Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64
  3. ^ Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 88
  4. ^ a b Goodwin, Jan. Price of Honour: Muslim Women Lift the Veil of Silence on the Islamic World. UK: Little, Brown Book Group, 1994
  5. ^ Sumber Syi'ah:
    a)Al Shafi, Vol. No. 2, Hal. No. 108
    b) Haqq-ul-Yaqeen, Hal. No. 139
    c) Hayat-ul-Quloob, Vol. No. 2, Hal. No. 901

[sunting] Lihat pula

[sunting] Bacaan lanjutan

  • Guillaume, A. -- The Life of Muhammad, Oxford University Press, 1955
  • Rodinson, Maxime -- Muhammad, 1980 Random House reprint of English translation
  • Spellberg, D.A. -- Politics, Gender, and the Islamic Past: the Legacy of A'isha bint Abi Bakr, Columbia University Press, 1994
  • Aisha bint Abi Bakr, The Concise Oxford Dictionary of World Religions, Oxford University Press, 2000
  • Rizvi, Syed Saeed Akhtar. -- The Life of Muhammad The Prophet, Darul Tabligh North America, 1971.

[sunting] Pranala luar