Ki Ageng Selo

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Beberapa informasi dalam artikel atau bagian ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar.
Tolong diperiksa, dan lakukan modifikasi serta tambahkan sumber pada bagian yang diperlukan.

Ki Ageng Selo adalah seorang tokoh keagamaan yang masih merupakan keturunan Prabu Brawijaya (raja Majapahit yang terakhir). Ki Ageng Selo ini juga dikenal sebagai tokoh legendaris yang menurunkan raja-raja Mataram di Surakarta dan Yogyakarta pada saat ini. Dikenal dengan nama kecil Raden Bagus Sogom, Ki Ageng Selo berdakwah dan tinggal di desa Selo (di daerah Tawang Harjo, kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah) sehingga wafat dan dimakamkan di tempat yang sama. Makam Ki Ageng Selo banyak dikunjungi orang sampai sekarang terutama pada hari Jum’at Wage dalam bentuk upacara tahlilan (berdo'a bersama).

Ki Ageng Selo dipercayai mempunyai kesaktian dan mampu memegang halilintar (dalam bahasa jawa: Bledheg) pada saat sedang mencangkul di tengah sawah. Menurut cerita legenda, bledheg ini berubah menjadi seorang kakek tua yang kemudian dimasukkan ke dalam jeruji besi yang ada di kerajaan Demak agar tidak menggangu penduduk pada waktu itu. Bentuk kesaktian Ki Ageng Selo ini dikenang melalui pintu masuk dari Masjid Agung Demak yang sekarang yang diberi nama “Lawang Bledheg” (pintu halilintar) dengan bentuk ornamen berupa tanaman berkepala binatang yang bergigi runcing.