Congregatio Missionis (CM)

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi artikel.
Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Subyek artikel ini tidak memenuhi kriteria kelayakan umum, maupun kebijakan kelayakan Wikipedia lainnya: Tokoh, Organisasi, atau Web.
Tolong bantu mengembangkan artikel ini agar memenuhi unsur kelayakan. Cara yang paling tepat adalah mencari dan mencantumkan referensi dari sumber-sumber dari pihak ketiga. Apabila dalam dua minggu artikel ini belum memenuhi kelayakan, berikan {{hapus:kelayakan}}.

MENGENAL CM CONGREGATIO MISSIONIS

Riwayat Singkat Pendiri CM

Congregatio missionis (Kongregasi Misi atau imam-imam Lazaris) didirikan oleh St. Vinsensius de Paul. Ia lahir di desa Pouy, Perancis Selatan pada tahun 1581. Orang tuanya adalah petani sederhana. Pada masa kecil, Vinsensius rajin membantu mereka baik di lading maupun menggembalakan ternak. Atas anjuran seorang hakim di desa Dax, yakni De Comet, Vinsensius berminat untuk menjadi seorang imam. Tujuan awalnya sangat sederhana dan manusiawi: agar dapat penghasilan yang cukup sehingga bisa meringankan beban kedua orang tuanya di desa.

Setelah mendapat gelar BA di bidang teologi di Universitas Toulouse, Vinsensius ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1600. Mula-mula setelah ditahbiskan, Vinsensius tetap mengejar pangkat kegerejaan agar mendapat penghasilan yang besar. Namun rupanya Allah tidak menghendaki pikiran semacam itu hinggap di hati Vinsensius. Lewat beberapa pengalaman pahit, Vinsensius sadar bahwa seorang imam adalah pengabdi Kristus dan penggembala umatNya. Dengan perantaraan Pater De Berulle (pendiri imam-imam Oratorian), Vinsensius menjadi kapelan dan pembimbing rohani keluarga bangsawan De Gondi.

Beberapa tahun kemudian, Vinsensius merasa gelisah di tengah kemewahan keluarga De Gondi. Ia prihatin dengan kondisi para petani dan penggarap tanah yang bekerja di sekitar wilayah kekuasaan bangsawan itu. Oleh sebab itu, pada tahun 1617 ia minta ijin untuk bertugas sebagai pastor paroki di Chatillon les Dombes. Di sinilah ia memulai karya amalnya, yaitu menolong keluarga-keluarga yang sakit dan sangat miskin. Vinsensius lantas mendirikan Persaudaraan Kasih, yaitu suatu organisasi awam parochial guna mengurus dan menolong orang miskin baik secara jasmani maupun rohani.

Dalam perjalanannya ke desa Polleville, Vinsensius mendengar pengakuan seorang petani tua dan miskin. Petani ini dikenal masyarakat sebagai orang terpandang, namun ternyata memiliki dosa yang sangat berat. Di sini Vinsensius sadar betapa umat di pedesaan terlantar. Keadaan rohani umat merosot jauh dari harapan. Tambahan pula, menurut kesaksian Madame De Gondi, banyak imam yang tidak tahu rumusan absolusi untuk pengakuan dosa. Maka ia mengadakan kotbah-kotbah untuk membangkitkan hidup rohani umat. Kegiatan ini kemudian dilakukan oleh Vinsensius bersama beberapa imam praja yang tertarik dengan karya Vinsensius. Maka, pada tahun 1625 kelompok ini terbentuk dengan nama Congregasi Misi atau imam-imam misi atau juga imam-imam Lazaris.

Anggota CM bukan termasuk biarawan dan bukan pula termasuk imam secular/praja, meskipun mengucapkan kaul dan hidup berkomunitas. Kaul diadakan demi kelangsungan misi, mewartakan Injil kepada orang miskin. Oleh sebab itu, focus utama kaul CM terletak pada Stabilitas, baru menyusul kemudian Kemiskinan, kemurnian dan ketaatan. Demikian Vinsensius membawa arus hidup kerasulan yang sama sekali baru dalam Gereja. Pada tanggal 27 September 1660, Vinsensius wafat. Tahun 1729, ia dibeatifikasi oleh Paus benedictus XII dan pada tahun 1737 diangkat sebagai santo.

Spiritualitas CM

Semangat CM adalah mengenakan semangat Kristus sendiri, Sang Pewarta Kabar Gembira kepada orang miskin. Dasar Biblisnya Lukas 4:18, Ia mengutus aku untuk mewartakan Injil kepada orang miskin (Evangelizare Pauperibus Misit Me). Oleh St. Vinsensius, semangat itu diwujudkan dalam lima keutamaan hidup, yakni kerendahan hati, kelembutan hati, kesederhanaan, mati raga dan penyelamatan jiwa-jiwa. Semangat ini dihayati bersama oleh anggota CM dalam hidup komunitas dan pelayanan yang seluruhnya terarah kepada orang miskin.

Karya Para Imam CM

  1. Karya parokial di Keuskupan Surabaya, Malang, Jakarta, Sintang, Banjarmasin, Sorong.
  2. Pendidikan calon imam di Seminari Menengah Garum, Blitar, Sintang dan Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni XXIII di Malang.
  3. Persekolahan di Surabaya; St. Louis I,II dan SMK, dan di Serawai, Sintang.
  4. Rumah Retret di Prigen, Sarangan dan Nanga Pinoh, Sintang.
  5. Karya Sosial, Perburuhan dan anak jalanan di Surabaya
  6. Pendampingan misionaris awam dan kaum muda
  7. Misi Luar negeri di Taiwan, Solomon Island dan Papua Nugini.