Credo Lateran IV

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Credo Lateran IV adalah salah satu rumusan iman yang diakui oleh Gereja Katolik. Secara tersurat, credo ini disebut dalam Catechismus Catholicae Ecclesiae (1983) No. 192.


Daftar isi

[sunting] Penggunaan

Sejauh ini, Credo Lateran IV tidak digunakan dalam upacara liturgi. Karena itulah Credo Lateran IV kurang dikenal. Credo ini disusun dalam Konsili Lateran IV (1215) untuk mengulangi dan mempertegas posisi ajaran Gereja terhadap ajaran sesat Albigensis dan Kathar yang muncul dan berkembang pada akhir Abad XII dan awal Abad XIII. Credo ini sendiri merupakan konstitusi pertama yang diputuskan dalam konsili tersebut. Dalam konstitusi ketiga Konsili Lateran IV – mengenai ajaran sesat – tertulis : Kami mengucilkan dan mengutuk setiap ajaran sesat yang muncul melawan iman yang kudus, ortodoks, dan katolik ini, sebagaimana kami uraikan di atas. Kalimat tersebut menjelaskan maksud penyusunan Credo Lateran IV.


[sunting] Asal-usul

Credo Lateran IV disusun dalam Konsili Ekumenis XII yang bersidang di Basilika St. Yohanes (Basilika Agung Penyelamat Mahakudus) di Lateran pada tanggal 11 November 1215 – 30 November 1215. Pada hari terakhir konsili tersebut, rancangan konstitusi-konstitusi (termasuk credo ini) dibacakan dan disetujui. Adapun rancangan konstitusi-konstitusi tersebut disusun oleh Paus Innocentius III dan aparat kepausan. Konsili yang dalam upacara pembukaannya dihadiri oleh 404 uskup ini, diundang oleh Paus Innocentius III dengan maksud antara lain “… untuk memperbaiki kesalahan dan memperbaiki susila, untuk melenyapkan kesesatan dan untuk menguatkan iman, … .”


[sunting] Credo Lateran IV dalam Bahasa Latin

Firmiter credimus et simpliciter confitemur, quod unus solus est verus Deus, aeternus, immensus et incommutabilis, incomprehensibilis omnipotens et ineffabilis, Pater et Filius et Spiritus Sanctus: tres quidem personae, sed una essentia, substantia seu natura simplex omnino: Pater a nullo, Filius a Patre solo, ac Spiritus Sanctus pariter ab utroque: absque initio, semper ac sine fine: Pater generans, Filius nascens, et Spiritus Sanctus procedens: consubstantiales et coaequales et coomnipotentes et coaeterni: unum universorum principium: creator omnium visibilium et invisibilium, spiritualium et corporalium: qui sua omnipotenti virtute simul ab initio temporis utramque de nihilo condidit creaturam, spiritualem et corporalem, angelicam videlicet et mundanam: ac deinde humanam, quasi communem ex spiritu et corpore constitutam. Diabolus enim et alii daemones a Deo quidem natura creati sunt boni, sed ipsi per se facti sunt mali. Homo vero diaboli suggestione peccavit. Haec sancta Trinitas, secundum communem essentiam individua, et secundum personales proprietates discreta, primo per Moysen et sanctos Prophetas aliosque famulos suos, iuxta ordinatissimam dispositionem temporum, doctrinam humano generi tribuit salutarem.

Et tandem unigenitus Dei Filius Jesus Christus, a tota Trinitate communiter incarnatus, ex Maria semper Virgine Spiritus Sancti cooperatione conceptus, verus homo factus, ex anima rationali et humana carne compositus, una in duabus naturis persona, viam vitae manifestius demonstravit. Qui cum secundum divinitatem sit immortalis et impassibilis, idem ipse secundum humanitatem factus est passibilis et mortalis: qui(n) etiam pro salute humani generis in ligno crucis passus et mortuus, descendit ad infernos, resurrexit a mortuis et ascendit in caelum: sed descendit in anima, et resurrexit in carne: ascenditque pariter in utroque: venturus in fine saeculi, iudicaturus vivos et mortuos, et redditurus singulis secundum opera sua, tam reprobis quam electis: qui omnes cum suis propriis resurgent corporibus, quae nunc gestant, ut recipiant secundum opera sua, sive bona fuerint sive mala, illi cum diabolo poenam perpetuam, et isti cum Christo gloriam sempiternam.

Una vero est fidelium universalis Ecclesia, extra quam nullus omnino salvatur, in qua idem ipse sacerdos est sacrificium Iesus Christus, cuius corpus et sanguis in sacramento altaris sub speciebus panis et vini veraciter continentur, transsubstantiatis pane in corpus, et vino in sanguinem potestate divina: ut ad perficiendum mysterium unitatis accipiamus ipsi de suo, quod accepit ipse de nostro. Et hoc utique sacramentum nemo potest conficere, nisi sacerdos, qui rite fuerit ordinatus, secundum claves Ecclesiae, quas ipse concessit Apostolis eorumque successoribus Iesus Christus. Sacramentum vero baptismi (quod ad Dei invocationem et individuae Trinitatis videlicet Patris, et Filii, et Spiritus Sancti, consecratur in aqua) tam parvulis, quam adultis in forma Ecclesiae a quocunque rite collatum proficit ad salutem. Et si post susceptionem baptismi quisquam prolapsus fuerit in peccatum, per veram potest semper paenitentiam reparari. Non solum autem virgines et continentes, verum etiam coniugati, per rectam fidem et operationem bonam placentes Deo, ad aeternam merentur beatitudinem pervenire.

[sunting] Credo Lateran IV dalam Bahasa Indonesia

Catatan : Terjemahan dalam Bahasa Indonesia di bawah ini hanya merupakan terjemahan kasar, dan bukan terjemahan resmi.


Kami percaya dengan teguh dan benar-benar mengakui, bahwa hanya ada satu Allah (yang) benar, kekal, tak terukur dan tak berubah, tak terpahami, mahakuasa dan tak terkatakan, Bapa dan Putera dan Roh Kudus: tiga pribadi, tetapi semuanya hanya satu pokok, hakikat atau kodrat: Bapa tidak berasal dari siapapun, Putera hanya dari Bapa, dan Roh Kudus sama dari keduanya: tanpa awal, selalu dan tanpa akhir: Bapa melahirkan, Putra lahir, dan Roh Kudus keluar: sehakikat dan sederajat dan sama mahakuasa dan sama kekal: satu dasar untuk alam semesta: pencipta segala yang kelihatan dan tidak kelihatan, rohani dan jasmani: yang dengan kekuatan kemahakuasaan-Nya pada permulaan waktu menciptakan dari ketiadaan, ciptaan rohani dan jasmani, yaitu malaikat dan makhluk bumi: dan kemudian menciptakan manusia, yang bersamaan terdiri dari roh dan tubuh. Iblis dan roh jahat lain diciptakan Allah dengan asal yang baik, tetapi menjadi jahat karena mereka sendiri. Sesungguhnya manusia berdosa karena bujukan iblis. Tritunggal kudus ini, tidak terbagi menurut hakikat bersamanya, dan dibedakan menurut sifat pribadi-pribadinya, memberikan ajaran keselamatan kepada bangsa manusia, pertama melalui Musa dan para nabi kudus juga para hamba-Nya, menurut kesesuaian zamannya.

Dan akhirnya Yesus Kristus Putera Tunggal Allah, yang penjelmaan-Nya adalah karya bersama seluruh Tritunggal, dikandung dari Maria tetap Perawan dengan kerjasama Roh Kudus, menjadi manusia sesungguhnya, yang terdiri dari jiwa berakal dan tubuh manusiawi, satu pribadi dalam dua kodrat, menunjukkan wujud jalan kehidupan. Yang menurut ke-Allahan-Nya tetap kebal mati dan kebal sengsara, telah sengsara dan mati menurut kemanusiaan-Nya: yang untuk keselamatan bangsa manusia telah sengsara dan mati di kayu salib, turun ke tempat penantian, bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga: tetapi turun dengan jiwa, dan bangkit dengan tubuh: naik bersama dengan keduanya: akan datang pada hari terakhir, mengadili yang hidup dan yang mati, dan memberikan bagi tiap orang menurut pekerjaan masing-masing, untuk yang terkutuk maupun yang terpilih: mereka semua akan bangkit dengan tubuhnya sendiri, yang sekarang dipakai, untuk menerima menurut pekerjaannya, pekerjaan baik ataupun jahat, yang jahat dihukum kekal bersama iblis, dan yang baik mulia kekal bersama Kristus.

Sesungguhnya ada satu Gereja umat beriman yang universal, yang di luarnya tidak seorangpun diselamatkan, yang mana imam dan kurbannya adalah Yesus Kristus sendiri: tubuh-Nya dan darah-Nya sungguh terkandung dalam sakramen altar dalam bentuk roti dan anggur, roti berubah hakikat menjadi tubuh, dan anggur menjadi darah dengan kuasa illahi: sehingga untuk mencapai rahasia persatuan ini, kita menerima dari Allah, apa yang Dia terima dari kita. Dan tidak seorangpun dapat mengadakan sakramen ini, kecuali imam, yang telah ditahbiskan dengan pantas, menurut kunci (kekuasaan) Gereja, yang telah diberikan sendiri oleh Yesus Kristus kepada para rasul dan pengganti mereka. Sakramen Pembaptisan (yang disucikan dengan air, dengan menyeru kepada Allah dan Tritunggal yang tidak terbagi-bagi, yaitu Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus) memberikan keselamatan bagi anak-anak dan orang dewasa ketika diberikan dengan pantas oleh siapapun menurut rumusan yang ditentukan Gereja. Dan jika setelah menerima pembaptisan seseorang jatuh dalam dosa, dia selalu dapat dipulihkan dengan penyesalan. Tidak hanya perawan dan perjaka, tetapi juga orang yang kawin, yang menyenangkan Allah dengan sungguh-sungguh beriman dan pekerjaan baik, pantas untuk mencapai kebahagiaan kekal.


[sunting] Lihat pula