Bongas Kulon, Sumberjaya, Majalengka
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
|
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia |
| Provinsi | Jawa Barat |
| Kabupaten | Majalengka |
| Kecamatan | Sumberjaya |
| Kepala desa | - |
| Luas | - |
| Jumlah penduduk | - |
| - Kepadatan | - |
Bongas Kulon adalah desa di kecamatan Sumberjaya, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia.
| Artikel mengenai kelurahan atau desa di Indonesia ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |
pian, Citra dan Kenyataan
Seandainya Bongas adalah sebuah negara, kondisinya akan lain. Penduduknya mungkin akan sangat kaya raya seperti Swiss, Brunai atau Uni Emirat Arab. Tanahnya subur, penduduknya makmur dengan kekayaan melimpah. Anak-anak Bongas bisa melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi tanpa takut putus di tengah jalan. Desa ini kaya akan sumber gas dan minyak bumi, tetapi anugrah alam itu tidak untuk penduduknya. Bongas telah berjasa untuk Republik Indonesia, tetapi penduduknya bersikap ikhlas untuk Republik Indonesia. Karena cinta pada negeri ini, mereka tidak pernah mengeluh atau menuntut perhatian yang berlebihan. Sejak zaman Belanda di desa ini sudah terdapat pertambangan minyak bumi. Ketika terjadi krisis minyak yang melanda dunia pada pertengahan 1970-an, desa ini telah menyelamatkan negara dengan menyumbangan devisa negara untuk pembangunan nasional yang sedang dirintis oleh pemerintahan saat itu. Kekayaan itu tidak kembali ke sumbernya. Sampai akhir tahun 1970-an sebagian besar orang Bongas masih hidup di bawah garis kemiskinan karena menjadi petani tidak menjanjikan masa depan; Hama tanaman yang, tanah warisan yang semakin sempit dan tidak subur, hutang dari lintah darat, budaya feodal.... keadaan ini memaksa orang-orang muda Bongas untuk pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan kebebasan. Di ibu kota mereka sebgian besar bekerja sebagai buruh bangunan dan penjual jamu. Bapak H. Domo merupakan salah satu perintis industri jamu tradisional di Jakarta. Dengan menggunakan merek jamu Cap Kucing ia mempekerjakan beratus-ratus orang Bongas dan dengan begitu ia berperan besar dalam menghidupkan perekonomian di Bongas. Untuk itu, ia sangat pantas untuk dijadikan pahlawan Bongas dan namanya pantas diabadikan sebagai nama jalan di Bongas. Selain Pak H. Domo, beberapa tokoh masyarakat Bongas berikut ini pantas dikenang sebagai orang yang berjasa: Ibu Hj. Domo, Ibu dan Pak Oman Sugiman, Ibu dan Pak Oca Sucipto. Pada pertengahan 1980-an Pak Oman Sugiman, kepala desa saat itu, merintis pambuatan jalan, membuka kampung-kampung yang terisolasi menuju akses ekonomi..... Ia pun membangun lapangan sepak bola ditepi jalan raya Bongas-Lojikobong... Ia merupakan kepala desa yang paling produktif. Bahkan ia memberikan rekomendari kepada pemuda yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi dan memerlukan beasiswa. Pak Oca Sucipto menyediakan tanah desa untuk TK Pelangi sebagai sarana bermain dan pendidikan. Orang-orang Bongas sangat mencintai kesenian. Setiap tahun mereka secara gotong-royong suka mengadakan pertunjukan wayang kulit. pada tahun 1970-an Persatuan Sepak Bola Bongas sangat disegani dan memiliki nama harum di seantero Jawa Barat. Pemain yang terkenal saat itu, di antaranya Udi, Darja, Kasan...

